Abstraksi Penelitian
Wacana pemikiran Cak Nur mengemuka sejak tahun 70-an hingga 90-an. Lewat ceramah-ceramahnya, Cak Nur mencetuskan perlunya pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Ia melontarkan pikiran Islam, Yes, Partai Islam, No, dan sekulerisasi. Ceramah Cak Nur kemudian memberikan banyak reaksi dari pelbagai kalangan, baik yang pro maupun kontra. Polemik tersebut mengundang kalangan media untuk memberitakannya. Bahwa media massa didalam menjalankan fungsinya tidak sekedar hanya menyampaikan informasi. Namun, media sarat dengan kepentingan. Seperti misalnya; kepentingan ekonomi, politik, ideologi, budaya, bahkan agama.
Wacana pemikiran Cak Nur mengemuka sejak tahun 70-an hingga 90-an. Lewat ceramah-ceramahnya, Cak Nur mencetuskan perlunya pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Ia melontarkan pikiran Islam, Yes, Partai Islam, No, dan sekulerisasi. Ceramah Cak Nur kemudian memberikan banyak reaksi dari pelbagai kalangan, baik yang pro maupun kontra. Polemik tersebut mengundang kalangan media untuk memberitakannya. Bahwa media massa didalam menjalankan fungsinya tidak sekedar hanya menyampaikan informasi. Namun, media sarat dengan kepentingan. Seperti misalnya; kepentingan ekonomi, politik, ideologi, budaya, bahkan agama.
Penelitian ini mengambil judul : Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholish Madjid dalam Pers Indonesia (Analisis Wacana Teks Berita Majalah TEMPO dan MEDIA DAKWAH, 1971-1993). Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui penggambaran wacana pembaharuan pemikiran Islam Cak Nur pada kedua majalah tersebut lewat pemberitaannya.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Analisis wacana tidak hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Salah satu kekuatan analisis wacana adalah kemampuannya untuk melihat dan membongkar praktek ideologi dalam media. Bagaimana media dan bahasa yang dipakai dijadikan kelompok dominan sebagai alat untuk merepresentasikan realitas, sehingga realitas yang sebenarnya menjadi terdistorsi.
Model analisis wacana yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Norman Fairclough. Penelitian ini membatasi diri hanya pada dimensi teks. Untuk dimensi teks, meliputi tiga unsur yang dapat dipakai untuk menganalisis suatu teks. Yakni unsur; representasi, relasi, dan identitas. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita-berita pada majalah Tempo dan Media Dakwah periode 1971-1993. Jumlah berita yang dianalisis sebanyak 12 item berita. Dengan perincian 6 item berita majalah Tempo dan 6 item berita majalah Media Dakwah. Pengumpulan data dengan cara dokumentasi berita dari kedua majalah, kemudian dianalisis secara interpretatif dengan menggunakan perangkat analisis yang dipakai dan disajikan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian, terdapat perbedaan kedua media Tempo dan Media Dakwah didalam menggambarkan wacana pembaharuan pemikiran Islam Cak Nur. Majalah Tempo menunjukkan sensibilitas kelas menengah Indonesia yang berwatak sekuler, mempunyai taraf pendidikan dan sosial lebih baik dan apresiatif terhadap gagasan-gagasan pembaharuan. Tempo melalui pemberitaannya, cenderung bersikap kritis terhadap kondisi-kondisi umat Islam di Indonesia pada umumnya.
Tempo senantiasa menampilkan Cak Nur, dkk sebagai kelompok yang kredibel dan legitimed untuk menggerakkan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Tempo cenderung mengidentifikasi kelompok penentang Cak Nur sebagai kelompok yang terbelakang dan konservatif. Kelompok yang secara konseptual dan manajerial tidak cukup layak untuk memimpin umat. Kelompok yang berusaha memahami Islam dan menerapkannnya dengan cara-cara yang ekslusif, dan selalu terobsesi untuk menjaga kemurnian Islam.
Sementara, Media Dakwah menunjukkan sensibilitas kelompok-kelompok Islam Indonesia yang berusaha terus-menerus menjaga kemurnian Islam, yang bersumber pada Al Quran dan Hadist. Media Dakwah memposisikan diri sebagai bagian dari komunitas Islam Indonesia yang menentang gerakan pemikiran Cak Nur. Representasi yang dimunculkan Media Dakwah adalah bahwa Cak Nur membawa pemikiran baru yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam dan menyesatkan umat. Cak Nur telah merusak aqidah, menafsirkan dan menerjemahkan ajaran-ajaran Islam dengan paham-paham sekuler, serta membingungkan umat dengan pemikiran-pemikiran yang sesat.
Media Dakwah pun menegaskan kepada pembacanya, bahwa ajaran Cak Nur bukan hanya menyesatkan, bahkan membahayakan. Media Dakwah memposisikan diri sebagai media yang menjelaskan kelemahan dan kesalahan-kesalahan gerakan pembaharuan Cak Nur. Media Dakwah senantiasa mengingatkan pembacanya betapa berbahaya gerakan pembaharuan Cak Nur terhadap eksistensi Islam dan umat Muslimin. Dalam setiap berita dan editorialnya, Media Dakwah secara terbuka mendiskreditkan gerakan pembaharuan Cak Nur.
jika saudara sangat membutuhkan naskah lengkap penelitian ini sebagai bahan refrensi, saudara bisa menghubungi admin kami KLIK
Posting Komentar