1.1.Latar Belakang Permasalahan
Sumber daya manusia (SDM) semakin diakui sebagai sumber daya organisasi vital dan sentral di masa yang akan datang. SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan peranannya dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia (SDM) semakin diakui sebagai sumber daya organisasi vital dan sentral di masa yang akan datang. SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan peranannya dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Salah satu aspek penting aspirasi setiap SDM adalah berkaitan dengan aspirasi dan sikap terhadap pekerjaan. Faktor pekerjaan ini dapat menjadi indikator ketepatan aspirasi sikap personil suatu organisasi sebagai imbas berbagai pendekatan kebijaksanaan organisasional. Sikap termasuk perasaan dan aspirasi seorang karyawan tentang berbagai dimensi pekerjaan sering diistilahkan dengan “Kepuasan Kerja” (Job Satisfaction).
Menurut Robbins (2001) dalam Cholil dan Riani (2003:13) kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Robbins (2001) juga mengingatkan kepada setiap pengelola organisasi untuk benar-benar mencermati betapa pentingnya pemahaman dan pemenuhan kepuasan kerja yang memiliki dampak pada tingkat produktivitas, absensi dan perputaran tenaga kerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja. Penyebab para karyawan merasa kurang puas adalah dikarenakan mereka kurang menerima feedback, kemampuan mereka kurang optimal dimanfaatkan, supervisi yang tidak memadai, hanya tersedia sedikit kesempatan untuk ikut berpartisipasi dan pujian atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik jarang dilontarkan oleh atasan mereka serta mereka lebih sering mengalami kebosanan. Logikanya, seorang karyawan yang dipahami, dilayani dan dipenuhi perasaan dan aspirasinya terutama yang berkaitan dengan pekerjaan akan memiliki kesetiaan tulus dan berpotensi memberikan kontribusi terbaik bagi kepentingan keberhasilan tujuan organisasinya. Setiap karyawan sangat sadar betapa itu semua pada gilirannya akan berimplikasi semakin besarnya potensi sumber daya organisasi untuk semakin memenuhi dan meningkatkan kepuasan kerja.
Adapun aspek-aspek atau dimensi kepuasan kerja bersifat variatif. Luthan (1992) dalam Cholil dan Riani (2003:15) menjelaskan dimensi kepuasan kerja terdiri dari pekerjaan itu sendiri, gaji, peluang promosi, supervisi dan kelompok kerja. Sementara McAfee dan Paul (1987) dalam Cholil dan Riani (2003:15) menambahkan dimensi kondisi kerja.
Teori yang mendukung uraian di atas adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Claude S. George dalam Hasibuan (1999:115) yang menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja yaitu : gaji yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan kerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar dan pengakuan atas prestasi.
Keberhasilan dan kinerja seorang karyawan dalam bidang pekerjaannya ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kepuasan kerja, keterlibatan kerja serta komitmennya pada organisasi. Kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Keterlibatan kerja (job involvement) mengukur derajat sejauh mana seseorang memihak secara psikologis pada pekerjaannya dan menganggap tingkat kinerjanya yang dipersepsikan sebagai penting untuk harga diri. Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Jadi keterlibatan kerja yang tinggi berarti pemihakan seseorang pada pekerjaannya yang khusus. Komitmen pada organisasi yang tinggi berarti pemihakan pada organisasi yang mempekerjakannya.
Teori yang melandasi hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi adalah teori harapan (expectancy theory) yang dikemukakan oleh Victor H. Vroom dalam Hasibuan (1999:116) yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya maka ia akan bekerja keras dan berkomitmen tinggi kepada perusahaan atau organisasinya dan sebaliknya.
Komitmen organisasional sedemikian penting untuk dipahami dan diciptakan. Terjadinya komitmen personil atau individu dalam setiap jajaran dan tingkatan organisasi berkaitan dengan sikap keberpihakan personil untuk menyatu dengan tujuan dan sasaran serta sesuai dengan nilai organisasi. Dengan demikian setiap pengelola organisasi apapun sangat berkepentingan untuk menempuh berbagai upaya strategis untuk menciptakan dan melestarikan serta meningkatkan derajat komitmen sumber daya manusia sebagai jembatan untuk mencapai efektifitas perilaku dan kinerja individu, kelompok dan organisasi.
Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Bank “X“ yang bergerak di bidang industri perbankan. Sebagai perusahaan jasa, PT. Bank “X” Cabang Surabaya seharusnya lebih memperhatikan kepuasan kerja karyawannya karena karyawan merupakan faktor pelaksana dari segala kegiatan perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa kepuasan kerja akan tercipta apabila gaji yang diterima telah sesuai dengan keahlian yang dimiliki karyawan, memberikan rekomendasi promosi sesuai dengan prestasi yang dicapai, sistem supervisi yang digunakan sesuai dengan tujuan perusahaan, adanya kelompok kerja sehingga tidak terjadi kompleksitas tugas dan lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk lebih berprestasi. Apabila semua dimensi kepuasan kerja terpenuhi maka komitmen para karyawan untuk memberikan jasa terbaiknya dapat terwujud.
Tidak tercapainya target ini, harus menjadi bahan evaluasi bagi pihak manajemen khususnya bagian personalia agar di masa mendatang, pihak perusahaan dapat mencapai target yang telah ditetapkan dengan jalan melakukan perbaikan faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan komitmen organisasi demi tercapainya tujuan jangka panjang perusahaan.
Adapun alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut:
1.Besarnya pengaruh gaji yang meliputi (jumlah gaji dibandingkan dengan kebutuhan minimal, beban kerja, pengalaman kerja, dan tingkat kemampuan yang dimiliki seorang karyawan) terhadap komitmen organisasi akan berdampak pada komitmen karyawan terhadap PT. ”X” di Surabaya.
2.Adanya hubungan karakteristik pekerjaan yang terdiri tingkat kemampuan dengan pekerjaan, kebebasan yang diberikan pada karyawan dan umpan baliknya dengan komitmen organisasi yang mempengaruhi kesediaan karyawan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai dan sistem nilai yang ada pada PT. ”X” di Surabaya.
3.Adanya kesempatan promosi (obyektivitas dalam sistem promosi yang ada, kebijakan promosi dan kepercayaan yang diberikan pada karyawan untuk menanggung beban yang lebih besar) karyawan PT. ”X” terhadap komitmen organisasi.
4.Besarnya pengaruh sistem supervisi yang meliputi (perhatian yang diberikan pemimpin, kemampuan pimpinan mengawasi aktivitas karyawan dan obyektivitas dalam menilai kerja karyawan) terhadap komitmen organisasi PT. ”X” di Surabaya.
5.Adanya hubungan kelompok kerja yang terdiri kesediaan untuk bekerjasama dengan rekan kerja, memberi saran kepada rekan kerja dan tingkat persaingan kerja dengan komitmen organisasi pada PT. ”X” di Surabaya.
6.Adanya kondisi kerja (tempat dan fasilitas serta peralatan kerja yang tersedia) karyawan PT. ”X” terhadap komitmen organisasi di Surabaya.
Berpijak pada uraian di atas inilah akan dilakukan penelitian yang mencoba untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada karyawan PT. Bank “X” Cabang Surabaya dengan judul : Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan Pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya.
1.1.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Apakah faktor-faktor kepuasan kerja yang terdiri dari gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya ?
2.Apakah faktor - faktor kepuasan kerja yang terdiri dari gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya ?
3. Dari keenam factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan (gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja) manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap komitmen organisasi karyawan PT. Bank “X” Cabang Surabaya?
1.2.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.Membuktikan dan menganalisis pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja yang terdiri dari gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya.
2.Membuktikan dan menganalisis pengaruh diantara faktor-faktor kepuasan kerja yang terdiri dari gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja secara parsial terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya.
3.Membuktikan dan menganalisis pengaruh yang paling dominan diantara faktor-faktor kepuasan kerja yang terdiri dari gaji, karakteristik pekerjaan, kesempatan promosi, sistem supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja terhadap komitmen organisasi karyawan pada PT. Bank “X” Cabang Surabaya.
1.3.Manfaat Penelitian
1.Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam upaya menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kepuasan kerja.
2.Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan ide-ide bagi pihak lain untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Posting Komentar